Mengejar Passion atau Menemukan Ikigai?

Mengejar Passion atau Menemukan Ikigai?

 Passion saja tidak cukup, temukan Ikigai-mu.

Anak muda zaman sekarang atau yang sering kita sebut 'millenials' seringkali mempertanyakan karir mereka: "Apakah harus terus bekerja di bidang ini? Ini kan passionku tapi kenapa aku ga bisa berkembang? Apakah ini benar-benar passionku?". Apakah kamu pernah mendengar curhatan tersebut? Setelah melewati beberapa pengalaman kerja, aku sendiri juga tidak luput dari perasaan itu.  Aku pernah menjadi salah satu dari sekian anak muda yang bertanya-tanya tentang jalan hidupku. Setelah membaca suatu buku tentang Ikigai, aku semakin meyakini bahwa "passion saja tidak cukup". Di tulisan kali ini, aku akan mengulik mengapa kita tidak seharusnya hanya fokus pada 'mengejar passion', tetapi beralih kepada pemikiran untuk menemukan Ikigai.

Definisi Passion vs Ikigai

Menurut kamus Cambridge Dictionary, definisi passion adalah something that you are strongly interested in and enjoy atau artinya sesuatu yang kamu sangat senangi dan sukai. Lebih jauh dijelaskan di lifehack.org, passion (atau gairah) adalah suatu emosi yang harus ditindaklanjuti. Passion adalah bahan bakar untuk api semangat kita ketika melakukan suatu aksi. Ketika kita memiliki passion, kita sangat menyukai suatu hal, bahkan ketika kita tidak ingin melakukannya.

Bagaimana dengan konsep ikigai? Kita mulai dari latar belakangnya terlebih dulu. Konsep Ikigai diambil dari bahasa Jepang, yang artinya "alasan untuk hidup". Ikigai mendasari nilai hidup orang Jepang dengan pertanyaan, "Mengapa saya hidup?". Dengan kata lain, ikigai adalah prinsip hidup yang membantu kita menjadi lebih bermakna, bermanfaat, dan seimbang dalam melakukan tujuan hidup dan menjadi bahagia. Dengan memegang konsep ikigai, seseorang akan bisa menjadi pribadi yang lebih produktif, efisien, dan memiliki etos kerja yang baik. Lho, kok bisa? Tentu saja karena orang tersebut telah menemukan makna hidupnya dan kemudian berusaha untuk meningkatkan dampak yang dapat ia berikan bagi orang lain. Tidak heran kan orang Jepang terkenal dengan produktivitas dan etos kerja mereka yang luar biasa? Bagaimana ya cara mereka menemukan ikigai (alasan hidup) ini?

Menemukan Ikigai

Sekarang kita akan mencoba mendalami cara menemukan ikigai. Di bawah ini terdapat Diagram Venn yang terdiri dari empat bulatan besar yang saling beririsan. Kita langsung bahas satu per satu ya...

  1. What you love? : sesuatu yang kamu sukai/cintai.
  2. What you are good at? : sesuatu yang kamu kuasai.
  3. What you can be paid for? : sesuatu yang membuat kamu dibayar dengan sesuai.
  4. What the world needs? : sesuatu yang membuatmu bermanfaat bagi dunia/banyak orang.
Keempat poin tersebut merujuk kepada diagram ini:

Untuk mencapai ikigai (yang bulatannya berada di tengah), 4 pertanyaan tersebut akan membantu kita melewat beberapa fase berikut:

Passion (Gairah)

Passion adalah gabungan dari sesuatu yang kita sukai dan sesuatu yang kita kuasai, sehingga kita senantiasa bersemangat ketika mengerjakannya. Mungkin ada yang telah menemukan passion-nya, tapi mungkin masih banyak yang bingung dan belum tahu apa yang disukai. Coba tanyakan beberapa pertanyaan ini pada diri sendiri:

  • Apa yang melengkapi hidupmu selama ini?
    Ikuti kata hatimu saat menjawab pertanyaan ini. Jangan tanyakan pada orang lain. Jangan pula dengar pendapat orang lain. Coba renungkan apa aktivitas/hal yang membuat semangat di dalam dirimu membara saat kamu melakukannya.
  • Kemampuan apa yang paling menonjol dari dirimu?
    Coba bayangkan kamu sedang kembali ke masa sekolah (SD-SMA). Apa yang paling kamu senangi saat itu? Apakah bermusik, bermain olahraga, mengerjakan soal matematika, berbicara di depan kelas, atau menjadi ketua kelas? Semua orang tentunya memiliki bakat, dan biasanya kita menonjolkan bakat tersebut dengan percaya diri saat kita masih kecil hingga remaja. Jika bakat dan hal yang kamu senangi itu masih terus kamu rasakan dan tekuni hingga saat ini, maka kamu sudah semakin dekat dengan jawaban atas pertanyaan "apa passion-ku?". 
  • Dalam 10-20 tahun ke depan, pencapaian apa yang ingin kamu ceritakan?
    Setelah mengetahui apa yang membuat hidupmu lengkap dan apa kelebihanmu, bayangkan hal apa yang ingin kamu ceritakan kepada orang lain di masa depan. Apakah kamu ingin bercerita tentang menjadi ahli IT di suatu perusahaan ternama, atau tentang membuka usaha sendiri, atau tentang menjadi atlet atau penyanyi profesional? Setelah membayangkan pencapaian tersebut, mulailah berproses. Apakah kelak bayangan tersebut akan menjadi nyata adalah urusan nomor sekian, yang terpenting adalah kamu telah memilih untuk menjalani proses dari sesuatu yang kamu sukai.

Profession (Profesi)

Profesi adalah gabungan dari sesuatu yang kita kuasai dan yang membuat kita mendapat bayaran. Bekerja sesuai passion adalah impian semua anak muda zaman sekarang. Namun, apabila kita belum menemukan pekerjaan yang sesuai dengan passion saat kita lulus kuliah, usahakan agar kita tidak membuang-buang waktu hanya untuk menunggu panggilan dari pekerjaan yang kita sukai. Gunakanlah kemampuan kita yang lain untuk mengerjakan sesuatu yang mendapat bayaran atau imbalan yang sesuai. Aku ingin sedikit berbagi cerita. Meski passion utamaku adalah mengajar bahasa Inggris dan aku telah memiliki pengalaman menjadi guru, aku mendapati bahwa penghasilan mengajar tidaklah terlalu tinggi. Aku pun beralih profesi menjadi seorang konsultan pendidikan, di mana passionku di public relation (berelasi dengan orang lain) juga terpakai dan semakin terasah. Untuk menjaga passionku di bidang bahasa, aku juga sambil melakukan freelance (bekerja lepas) di bidang penerjemahan dan mengajar.

Jadi, lakukanlah hal-hal yang kamu kuasai agar kamu juga mendapatkan bayaran yang sesuai.

Vocation (Keahlian)

Keahlian berkaitan dengan hal yang membuat kita mendapat bayaran dan apa yang bermanfaat bagi orang lain. Karena setiap manusia dilahirkan dengan keunikannya masing-masing, tidak semua manusia memiliki keahlian yang sama. Ada yang memiliki keahlian menulis (penulis, editor, peneliti); ada yang lebih ke arah berbicara (MC/pembawa acara, pembaca berita, motivator); ada yang pintar menghitung/logika (guru sains, ahli komputer, teknisi), dan lainnya. Apabila kamu belum menemukan keahlian apa di dalam dirimu, cobalah tanya pada diri sendiri beberapa pertanyaan ini:

  • Hal apa yang mudah untuk kamu lakukan tapi sulit untuk orang lain?
    Hal ini bisa kamu sadari mulai dari masa sekolah ketika bekerja kelompok. Coba temukan pekerjaan yang kamu bisa lakukan, tetapi terasa sulit bagi teman sekelompokmu yang lain. Misalnya: ketika membaca data, atau ketika menulis laporan, atau ketika membuat koreografi (untuk mata pelajaran seni). Hal-hal sederhana tersebut bisa jadi adalah keahlianmu. Keterampilan memang kurang bisa dirasakan ketika disepelekan. Oleh karena itu, sadari setiap kelebihan dan keterampilanmu lalu poleslah dengan latihan dan jam terbang.
  • Bayangkan ketika kamu harus melakukan suatu keterampilan selama 10.000 jam, apakah kamu akan melakukannya dengan senang?
    Menurut penelitian, dibutuhkan waktu 10.000 jam untuk seseorang menjadi ahli dalam suatu bidang. Nah, untuk bisa mencapai waktu 10.000 jam itu, tentunya kamu harus melakukan keterampilanmu dengan semangat. Untuk bisa ahli dalam menyanyi, kamu harus menghabiskan 10.000 jam berlatih menyanyi. Untuk bisa menjadi penulis yang semakin terasah keterampilannya, kamu harus sanggup meluangkan 10.000 jam untuk menulis.
Teruslah asah keterampilanmu menjadi keahlian, dan jadilah bermanfaat bagi orang-orang di sekitarmu.

Mission (Tujuan)

Mission atau Tujuan adalah gabungan dari apa yang kita sukai dan apa yang bermanfaat bagi orang lain. Mission atau tujuan hidup adalah perjalanan yang tidak dalam satu-dua hari bisa kita temukan. Butuh proses panjang dan kerja keras untuk menggali apa yang kita ingin lakukan dalam hidup. Saat ini, sudahkah kamu menemukan tujuan hidupmu? Bila jawabannya adalah belum, coba renungkan dan jawab beberapa pertanyaan ini di dalam hatimu:

  • Hal apa yang membuatmu bahagia?
    Aktivitas/hal apa yang membuatmu bahagia saat melakukannya? Apakah ketika kamu memasak, menulis, merawat orang terdekat, atau mendengarkan masalah orang lain? Coba renungkan dan cari jawabannya. Bila memasak membuatmu bahagia, kamu dapat mengambil jurusan masak saat kuliah atau mengambil les memasak. Atau bila kamu senang bisa menjadi pendengar yang baik bagi orang lain, kamu bisa masuk jurusan Psikologi saat kuliah atau menjadi volunteer di organisasi sosial.
  • Jika besok adalah hari terakhirmu di dunia ini, sudahkah kamu bangga dengan dirimu sendiri?
    Anggap saja besok adalah hari terakhirmu di dunia ini, apakah kamu sudah cukup bahagia dengan apa yang kamu lakukan di dunia ini? Apakah orang-orang di sekitarmu sudah cukup merasakan makna dari kehadiranmu? Bila belum, yuk jangan sia-siakan hidupmu saat ini. 

Jadi, sudah mulai paham kan mengapa di awal aku menulis passion saja tidak cukup? Ketika kita hanya mengejar hal yang kita senangi, kita menjadi abai untuk menyadari bahwa ada hal-hal utama lainnya, seperti kebutuhan hidup yang harus dipenuhi, dan juga manfaat yang bisa kita bagikan bagi orang-orang di sekitar kita. Oleh karena itu, daripada hanya mengejar passion, lebih lengkap rasanya ketika kita bisa menemukan ikigai atau alasan kita hidup. Otomatis deh kita akan menjalani hari-hari kita dengan maksimal dan bahagia, serta minim penyesalan.


Baca juga: Mengenal Sandwich Generation - Apa Faktor Penyebabnya?

Source:
Akbar, Fathan. IKIGAI: Konsep Hidup Bahagia dan Cara Mencapainya. 28 Jan 2020. https://satupersen.net/blog/mengenal-ikigai-konsep-hidup-bahagia

Hiroshi, Taro. How to Ikigai. Penerbit Araska, 2020.

Thompson, Braden. What is Passion and What It Means to Have Passion. https://www.lifehack.org/articles/lifestyle/what-means-have-passion.html

Comments

  1. Apa ya passionku?masak x..ikut master chef a..a...

    ReplyDelete
  2. Waah mantab kak.. ini salah satu artikel terbaik di chindycerita

    ReplyDelete
  3. Kemudian jadi berhitung kalau aku belajar bahasa inggris 30 menit setiap hari berarti 10.000 jam akan tercapai setelah.............. XD

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau dihitung beneran pasti bakal sampai kok, mba Dilla :D Mari kita terus mengasah keterampilan kita yaaa..

      Delete

Post a Comment